>

Jumat, 16 Desember 2011

Eye of The Crow: Kisah Sherlock Saat Belasan Tahun

Sherlock Holmes, siapa yang tak mengenalnya? Detektif besar di London, makhluk ciptaan Conan Doyle, pengarang cerita detektif yang hidup pada abad ke-19. Sudah banyak buku Sherlock Holmes, baik serial maupun paket kasus, yang diterjemahkan ke berbagai bahasa. Bahasa Indonesia adalah salah satu bahasa terjemahannya.

Kini, kisah Sherlock Holmes semasa belasan tahun itu ditulis oleh Shane Peacock. Meski bukan Conan Doyle langsung penulisnya, tapi pesona abad 19 masih terasa dalam karya Shane Peacock. Kasus semasa Sherlock Holmes berusia 13 tahun dituliskan dalam buku-buku Shane Peacock. Berikut sedikit reviewnya dari blog teman:


   Kasus pembunuhan di  sebuah lorong gelap di sudut kota London adalah kasus pertama yang ia tangani. Suatu kasus yang luar biasa, yang bahkan sampai menjebloskan ia ke penjara dan terpaksa bermain-main dengan sang pembunuh yang kejam. Sudah bisa kita tebak, Sherlock berhasil memecahkan kasus ini dengan brilian. Ia berhasil menyelamatkan nyawa seorang tukang daging yang tidak bersalah, namun untuk itu, Sherlock juga harus menanggung kehilangan yang sangat besar di akhir cerita. Sebuah pengalaman traumatis yang mungkin kelak akan turut membentuk sosok Sherlock Holmes yang nyentrik, suka madat, dan cenderung  penyendiri.

            Melalui kemampuan pengamantannya, Shelock berhasil melarikan diri dari penjara. Caranya pun sangat unik dan tak terbayangkan. Lalu, pembaca akan diajak untuk menyusuri lorong-lorong gelap kota London, di mana kabut menyembunyikan bangsawan yang mabuk, wanita kelas atas yang senang berkeliaran, pengemis dan orang-orang asing, serta pembunuh itu sendiri. Ketika polisi kemudian menangkap orang yang keliru, Sherlock muda menemukan bukti tak terbantahkan lewat mata kawanan burung gagak. Yah, burung-burung itu menyaksikan pembunuhan itu. Sherlock juga mendapat bantuan dari anak-anak jalanan, yang hingga ia menjadi detektif hebat kelak, akan tetap menjadi sumber informasi dari “jalur belakang”nya yang sangat terpercaya. Sherlock kemudian juga menyamar untuk menghindari polisi sekaligus menyelidiki, yang hal ini menjelaskan kehebatan Sherlock Holmes dewasa yang sangat piawai dalam menyamar. Jika bakat pengamatan diwarisi dari ayahnya, maka penyamaran adalah bakat yang diturunkan oleh ibunya.

 Penerbit: Qanita
Harga: Rp 57.000

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan tinggalkan komentar, terima kasih

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...