Penulis: Evi Ni’matuzzakiyah
Berat: 150 gram
Sebuah petikan surat seorang wanita untuk saudari tercintanya:
Wahai Saudariku Muslimah, begitu besar anugerah Allah yang diberikan atas kita, satu karunia yang tak terhingga nilainya. Berbahagialah, tersenyumlah, karena engkaulah sumber percikan cahaya peradaban. Engkaulah madrasah akhlak mulia. Engkaulah pengokoh kesempurnaan generasi. Engkaulah mata air bening surgawi, pelepas dahaga jiwa, penyejuk kerinduan hati.
Kehilanganmu berarti kehilangan tali cinta. Ketiadaanmu berarti ketiadaan pengukuh semangat generasi. Kebaikanmu berarti kebaikan semesta; keburukanmu, berarti kehancuran negerimu.
Rahasia kebesaran hatimu adalah qana’ah, kunci keikhlasanmu adalah syukur, medali kesuksesanmu adalah murninya keimanan, kekuatan tekadmu adalah tulusnya penghambaan-Mu pada Sang Penggenggam alam semesta.
Wahai Saudariku Muslimah, begitu besar anugerah Allah yang diberikan atas kita, satu karunia yang tak terhingga nilainya. Berbahagialah, tersenyumlah, karena engkaulah sumber percikan cahaya peradaban. Engkaulah madrasah akhlak mulia. Engkaulah pengokoh kesempurnaan generasi. Engkaulah mata air bening surgawi, pelepas dahaga jiwa, penyejuk kerinduan hati.
Kehilanganmu berarti kehilangan tali cinta. Ketiadaanmu berarti ketiadaan pengukuh semangat generasi. Kebaikanmu berarti kebaikan semesta; keburukanmu, berarti kehancuran negerimu.
Rahasia kebesaran hatimu adalah qana’ah, kunci keikhlasanmu adalah syukur, medali kesuksesanmu adalah murninya keimanan, kekuatan tekadmu adalah tulusnya penghambaan-Mu pada Sang Penggenggam alam semesta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan tinggalkan komentar, terima kasih